BOGOR- Dalam menggerakkan usaha mikro dan kecil kementerian koperasi melalui Dupeti Pembiyaan Syariah membuat program pendampingan dan pendayagunaan dana ziswaf untuk usaha mikro dan kecil yang di adakan di Hotel Salak The Heritage, 25-26 Mei 2016.yang diikuti oleh 58 pendamping dari 5 provinsi (Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DIY dan Lampung).
Drs Tamim Syaifudin (Asisten Dupeti Pembiayaan Syariah) mengatakan bahwa pemerintah pada tahun 2019 sudah memiliki target ada 1 juta wirausaha baru yang muncul mewarnai bangsa indonesia. Dan rata-rata mereka adalah para mustakhik yang berhak memperoleh dana ziswaf. Maka kami beserta BWI (badan Wakaf Indoensia) dan BMT-BMT melakukan kerjasama untuk mewujudkan hal itu menjadi kenyataan.
“Apalagi selama ini kita melihat ada potensi ZISWAF yang bisa dijadikan permodalan untuk meningkatkan pendapatan melalui pemberdayaan bagi mustakhik” jelas tamim.
Riyana Kunhendrani,S.Sos.MM (Kabid Pemberdayaan dan Pengembangan KSPPS/USPPS) sekaligus sebagai panitia pelaksana menyampaikan bahwa program pendampingan kepada Baitul Maal yang belum aktif serta pemberdayaan Wirausaha baru merupakan salah satu cara dari kementerian koerasi untuk menumbuhkan wirausaha baru. Meski hanya dalam waktu pendek, empat bulan.
Bagi Anggota PBMT Jawa Tengah, proses pendampingan baitul maal, sebagaimana Dimas Probowojati, ketua Maal Jateng, menjelaskan bahwa tugas dari pengurus jawa tengah untuk mengaktivasi BMT-BMT yang belum memiliki pengurus murni Baitul Maal. Dan kementerian koperasi memiliki program yang sama, maka kita bisa kerjasama dalam mewujudkan mewujudkan hal tersebut.
“ada atau tidak adanya pendampingan baitul maal di lingkungan PBMT Jawa tengah, pendampingan dan pengembangan kaum mustakhik tetap menjadi tugas pokok baitul maal BMT, khususnya Baitul Maal Jawa Tengah. Buktinya kita kemarin telah mengadakan workshop dan baksos di temanggung untuk meningkatkan SDI baitul maal” kata dimas.
Dalam pepatah jawa, botol, ketemu dengan tutup jadi pas. Upaya meningkatkan derajat hidup dhuafa untuk berdaya adalah tugas kita semua. Dan baitul maal harus menjadi penggerak sekaligus garda depan. Mengingat baitul maal memiliki tugas yang langsung dari Allah untuk menyalurkan dana ziswaf dengan baik, benar dan produtif. Pengembangan mustakhik adalah tugas dari amil.[ZBR]
Sumber: KANTOR BERITA BMT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar